NanoSiL 99 Siap Tingkatkan Panen Tebu PG Trangkil (Pati)



Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku pembuatan gula pasir. Kebutuhan gula nasional yang terus meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, masih belum bisa dipenuhi oleh beberapa industri gula nasional. Rendahnya produktivitas tanaman tebu manjadi salah satu penyebab rendahnya produksi gula nasional. Kebutuhan gula nasional pada tahun 2014 ditaksir mencapai 5,7 juta ton, sementara data produksi gula nasional tahun 2013 masih 2,54 juta ton sehingga masih terdapat defisit dalam memenuhi kebutuhan gula nasional. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas tebu adalah terjadinya penurunan tingkat kesuburan lahan pertanaman tebu. Pengambilan unsur hara secara terus-menerus oleh tanaman tanpa diimbangi dengan aplikasi pemupukan, akan mengakibatkan defisiensi unsur hara. Salah satu contoh kasus penyerapan unsur hara yang terus diambil tanaman tebu dalam jumlah besar namun dalam kegiatan budidayanya tidak diimbangi dengan aplikasi pemupukan adalah unsur hara silika (Si).

Si merupakan unsur hara bermanfaat bagi tanaman tebu dan diserap dalam jumlah yang lebih besar dari unsur hara lainnya. Tanaman ini menyerap unsur hara Si sebesar 500-700 Kg/Ha, sementara pada penyerapan unsur hara makronya menyerap N 50-500 Kg/Ha, K 100-300 Kg/Ha, dan P 40-80 Kg/Ha. Si dapat meningkatkan hasil tanaman tebu, meningkatkan ketahanan tebu terhadap cekaman biotik dan abiotik, meningkatkan ketegakan daun, dan meningkatkan P tersedia. Menyadari akan pentingnya manfaat Si pada tanaman tebu maka melalui salah satu divisinya, PG Trangkil (Pati) mengajak kerja sama CV. Dipon Indonesia selaku perusahaan penghasil pupuk berteknologi nano, salah satunya pupuk koloid silika (NanoSiL 99) dengan bahan aktif Si yang sangat dibutuhkan oleh tanaman tebu.

Penggunaan pupuk berteknologi nano yang berukuran super kecil (1 nm = 10-9 m) memiliki keunggulan lebih reaktif, langsung mencapai sararan atau target karena ukurannya yang kecil. Dengan menggunakan pupuk berteknologi nano, hasil pertanian yang optimal diharapkan dapat dicapai dengan mengaplikasikan jumlah pupuk yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan pupuk konvensional. Dengan demikian, penggunan pupuk akan sangat efisien, efektif dan dapat menurunkan biaya produksi. Dengan keunggulan-keunggulan tersebut maka pupuk berteknologi nano diharapkan dapat menjadi terobosan teknologi peningkatan produksi pertanian.